Rabu, 18 September 2013

SANGIANG SIRAH.. SURGA TERSEMBUNYI UJUNG KULON

Tebing-tebing menjulang tinggi, hamparan lautan biru bertiangkan karang...
Sungguh indah senja di Sangiang Sirah Taman Nasional Ujung Kulon.


 
Senja Sangiang Sirah


Perjalanan yang tak terlupakan ketika melakukan ekspedisi bersama kawan menyusuri pesisir Pantai Taman Nasional Ujung Kulon, sejauh kaki kami melangkah pasir, tebing karang, muara yang di temui. Berjalan kaki selama tiga hari dari kampung terakhir sekaligus pintu masuk taman nasional Ujung Kulon di Cegog. Dua hari berjalan full menyusuri pantai nan eksotis, dari pos Cibunar satu hari masuk kedalam hutan menelusuri jalan setapak menanjak dan menurun dikarenakan pinggir pantai sangat riskan untuk dilewati penuh dengan tebing-tebing tinggi yang langsung berbatasan dengan laut. seharian kami berada di dalam hutan yang rindang, suasana yang sangat dirindukan adem sekali. Sangat kontras dengan dua hari sebelumnya panas terik dari atas bawah,hahahaa.. Diperjalanan kami bertemu dengan sepasang suami istri dan satu orang guide yang katanya akan melakukan jiarah ke sangiang sirah, yang merupakan target titik camp kami selanjutnya. Kami penasaran seperti apa Sangiang sirah yang konon ramai di kunjungi pada bulan maulid oleh para penziarah yang katanya ingin ngala berkah dari tempat tersebut.
Pos Cibunar

Jalur menuju Sangiang Sirah
Jalan turunan landai suara ombak sudah terdengar merdu. Kaki semakin cepat melangkah karena tak sabar ingin melihat pantai seperti apa lagi yang akan kami temukan.  Di ujung jalan setapak kami menemukan tempat peristirahatan semacam emperan terbuat dari semen disana sudah ada sepasang suami istri dan guide yang kami temui dijalan tadi. Tidak jauh dari tempat itu langsung terlihat hamparan pantai berbatu disertai tebing-tebing menjulang tinggi.  Kata para penziarah itu inilah katanya Sangiang Sirah, benar saja sekitar 200meter dari tempat kami memutuskan untuk mendirikan camp, banyak sekali para penziarah yang sedang melakukan ritual-ritual yang sama sekali ga kami pahami. Kami melihat sebuah musola berdinding kayu, ada batu besar sekali diatasnya banyak orang berpakaian serba putih yang kayanya sedang memanjatkan doa dipimpin oleh seorang bapak-bapak separuh baya. Lalu kami melihat kearah dinding tebing, ternyata ada sebuah goa kecil yang menurut informasi merupakan tempat semedi para penziarah, kami tidak diperkenankan untuk masuk dan hanya bisa berfoto-foto dari luar goa. konon katanya Sangiang sirah merupakan patilasan Prabu Siliwangi raja dari kerajaan Pajajaran, itulah mengapa Sangiang sirah ramai dikunjungi oleh para penjiarah.


Pantai berbatu Sangiang Sirah

Senja di Sangiang Sirah
Akses nya pun cuma bisa ditempuh dengan jalan kaki selama tiga hari dari pos Cegog Taman Nasional Ujung Kulon dan bagi yang berkantong tebal bisa ditempuh menggunakan perahu wisata dari Sumur Pandeglang menuju ke Bagadur, dari Bagadur tersebut jalan kaki lagi sekitar 1 km menuju sangiang sirah melewati jalan setapak. Satu kali Trip pulang pergi harga perahunya bisa pencapai Rp 2.500.000,- (pada tahun 2010). wwoowww.. lumayan menguras kantong.






Sepanjang mata memandang hamparan karang sebesar gedung menjulang tinggi. Sang mentari sedikit demi sedikit tenggelam, kami tertegun melihat senja dibalik karang yang berkaca pada lautan biru terang. Air nya jernih tak ada kotoran. Sungguh eksotiknya pantai Sangiang Sirah, Salah satu surga tersembunyi dan jarang di kunjungi.

sungguh Indah alam Indonesia. Semoga kita bisa menjaganya. Lestari!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar