Tebing-tebing menjulang tinggi, hamparan lautan biru bertiangkan karang...
Sungguh indah senja di Sangiang Sirah Taman Nasional Ujung Kulon.
Sepanjang mata memandang hamparan karang sebesar gedung menjulang tinggi. Sang mentari sedikit demi sedikit tenggelam, kami tertegun melihat senja dibalik karang yang berkaca pada lautan biru terang. Air nya jernih tak ada kotoran. Sungguh eksotiknya pantai Sangiang Sirah, Salah satu surga tersembunyi dan jarang di kunjungi.
Sungguh indah senja di Sangiang Sirah Taman Nasional Ujung Kulon.
Senja Sangiang Sirah |
Perjalanan
yang tak terlupakan ketika melakukan ekspedisi bersama kawan menyusuri
pesisir Pantai Taman Nasional Ujung Kulon, sejauh kaki kami melangkah
pasir, tebing karang, muara yang di temui. Berjalan kaki selama tiga
hari dari kampung terakhir sekaligus pintu masuk taman nasional Ujung
Kulon di Cegog. Dua hari berjalan full menyusuri pantai nan eksotis,
dari pos Cibunar satu hari masuk kedalam hutan menelusuri jalan setapak
menanjak dan menurun dikarenakan pinggir pantai sangat riskan untuk
dilewati penuh dengan tebing-tebing tinggi yang langsung berbatasan
dengan laut. seharian kami berada di dalam hutan yang rindang, suasana
yang sangat dirindukan adem sekali. Sangat kontras dengan dua hari
sebelumnya panas terik dari atas bawah,hahahaa.. Diperjalanan kami
bertemu dengan sepasang suami istri dan satu orang guide yang katanya
akan melakukan jiarah ke sangiang sirah, yang merupakan target titik
camp kami selanjutnya. Kami penasaran seperti apa Sangiang sirah yang
konon ramai di kunjungi pada bulan maulid oleh para penziarah yang
katanya ingin ngala berkah dari tempat tersebut.
Pos Cibunar |
Jalur menuju Sangiang Sirah |
Jalan
turunan landai suara ombak sudah terdengar merdu. Kaki semakin cepat
melangkah karena tak sabar ingin melihat pantai seperti apa lagi yang
akan kami temukan. Di ujung jalan setapak kami menemukan tempat
peristirahatan semacam emperan terbuat dari semen disana sudah ada
sepasang suami istri dan guide yang kami temui dijalan tadi. Tidak jauh
dari tempat itu langsung terlihat hamparan pantai berbatu disertai
tebing-tebing menjulang tinggi. Kata para penziarah itu inilah katanya
Sangiang Sirah, benar saja sekitar 200meter dari tempat kami memutuskan
untuk mendirikan camp, banyak sekali para penziarah yang sedang
melakukan ritual-ritual yang sama sekali ga kami pahami. Kami melihat
sebuah musola berdinding kayu, ada batu besar sekali diatasnya banyak
orang berpakaian serba putih yang kayanya sedang memanjatkan doa
dipimpin oleh seorang bapak-bapak separuh baya. Lalu kami melihat kearah
dinding tebing, ternyata ada sebuah goa kecil yang menurut informasi
merupakan tempat semedi para penziarah, kami tidak diperkenankan untuk
masuk dan hanya bisa berfoto-foto dari luar goa. konon katanya Sangiang
sirah merupakan patilasan Prabu Siliwangi raja dari kerajaan Pajajaran,
itulah mengapa Sangiang sirah ramai dikunjungi oleh para penjiarah.
Akses
nya pun cuma bisa ditempuh dengan jalan kaki selama tiga hari dari pos
Cegog Taman Nasional Ujung Kulon dan bagi yang berkantong tebal bisa
ditempuh menggunakan perahu wisata dari Sumur Pandeglang menuju ke Bagadur, dari
Bagadur tersebut jalan kaki lagi sekitar 1 km menuju sangiang sirah
melewati jalan setapak. Satu kali Trip pulang pergi harga perahunya bisa
pencapai Rp 2.500.000,- (pada tahun 2010). wwoowww.. lumayan menguras
kantong.
Pantai berbatu Sangiang Sirah |
Senja di Sangiang Sirah |
Sepanjang mata memandang hamparan karang sebesar gedung menjulang tinggi. Sang mentari sedikit demi sedikit tenggelam, kami tertegun melihat senja dibalik karang yang berkaca pada lautan biru terang. Air nya jernih tak ada kotoran. Sungguh eksotiknya pantai Sangiang Sirah, Salah satu surga tersembunyi dan jarang di kunjungi.
sungguh Indah alam Indonesia. Semoga kita bisa menjaganya. Lestari!!!